Senin, 14 Maret 2011

Pesantren Al-Hikam Putar Film "Killing In The Name"

11.57 |

Jakarta, Korban terorisme 11 September 2001 Amerika Serikat membuat sebuah film cerita kengerian aksi terror yang dilakukan oleh para teroris, yang dinamai “Killing in the name”. Film ini diputar dan dikampanyekan di seluruh dunia dan diantaranya di Pesantren Al Hikam Malang, Darunnajah dan Asshiddiqiyah Jakarta.

Pada Senin (14/3), ini diputar di Pesantren Al-Hikam Malang dan Selasa, 15 Maret, akan diputar di Asshidiqiyah, Jakarta dan sebelumnya pada Ahad (13/3) di Darunnajah, Ulujami Jakarta Selatan. Film ini sempat masuk nominasi piala Oscar untuk kategori film dokumenter pendek terbaik.

Film ini mengisahkan kehidupan Ashraf Al-Khaled, seorang pemuda asal Aman Yordania. Para korban bom teroris melakukan kampanye anti terorisme dengan memutar film dokumenter ini di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Hadir pada kegiatan ini para peneliti ICIS, sejumlah perwakilan duta besar Negara sahabat, pimpinan pondok pesantren Darunnajah, para santri, para puluhan korban bom terorisme di Indonesia, dan sejumlah kalangan yang konsentrasi terhadap masalah terorisme.

Kegiatan ini difasilitasi Global Survivor Network (GNS) Washington bersama International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan Asosiasi Korban Bom Terorisme di Indonesia (Askobi). Di Indonesia, kegiatan ini digelar di tiga pondok pesantren, yaitu Darunnajah, Asshidiqiyah Jakarta, dan pondok pesantren Al Hikam Malang.

Direktur GSN yang juga korban tragedi WTC Amerika Serikat 11 September 2001, Carie Lemacks, mengatakan, pihaknya melakukan kampanye anti terorisme di suluruh dunia, termasuk Indonesia. "Hingga kini sudah ada 10 negara yang kami kunjungi, salah satunyaIndonesia," kata Carie yang ibunya tewas dalam pesawat yang ditabrakkan ke WTS 10 tahun silam.

Kampanye anti terorisme tersebut dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih besar lagi. Sebab, apapun alasannya, membunuh orang yang tidak bersalah tidak dibenarkan. "Kampanye ini agar para korban bom teroris bisa bicara lantang," ujarya.

Carie mengungkapkan, di setiap Negara yang dikunjungi, kegiatan kampanyennya mendapat respon positif dari masyarakat. Karena itulah, kegiatan kampanye anti terorisme tersebut akan terus dilakukan di penjuru dunia.

“Kita ingin mereka bicara. Belum lama ini kampanye dilakukan di Jordania. Apapun alasannya, membunuh orang yang tidak bersalah tidak diperbolehkan,” tutur Carie lagi. (amf/NU Online)


Perlu Dibaca Juga :


0 komentar:

Posting Komentar