Sabtu, 09 April 2011

Mun’im: Pesantren Tidak Hanya Agama

11.07 |

Jakarta, Budayawan Abdul Mun’im DZ mengatakan pesantren sesungguhnya memiliki ruang gerak yang luas. Pesantren bukan hanya agama, tapi juga pengembangan keilmuan, kesenian maupun dalam pergerakan sosial pesantren.

“Nilai kepesantrenan itu akan menjadi lebih jelas ketika ditelusuri dalam kehidupan yang lebih praktis keseharian dan penelusuruan yang dalam. Tanpa memahami keseluruhan konstruk pesantren itu, sosok pesantren akan kelihatan sempit, ruang yang diperankan juga terbatas,” jelas Abdul Mun’im DZ dalam Lokakarya tentang kepesantrenan di Hotel Sari Pan Pacifik Jakarta (6/4).

Dijelaskan Mun’im, memang pesantren merupakan lembaga pendidikan agama. Tapi sebagai lembaga keagamaan maka hal penting yang ditanamkan dan dikembangkan adalah tata nilai dan norma-norma kehidupan berdasarkan agama yang dikembangkan.

“Agama mengajarkan budi luhur berupa nilai-nilai pengabdian, kejujuran, kearifan, keikhlasan dan kesederhanaan. Dalam dunia pesantren nilai-nilai luhur itu tidak hanya diperkenalkan tetapi diajarkan, diamalkan dengan kiai sebagai pembimbing dan sekaligus ideal type  dari pengejawantahan nilai-nilai tersebut,” jelasnya.

“Maka yang dilakukan kiai tidak sekadar mauidloh hasanah (nasehat), tetapi lebih peting lagi adalah memberikan  uswah hasanah. Dari sinilah pengembangan pesantren bermula,” lanjautnya.

Dia menjelaskan, dengan tampilnya peran kiai sebagai uswah hasanah, maka kiai memiliki norma tersendiri, dan memiliki kualitas spiritual tersendiri, sehingga menjadi tokoh yang benar-benar diikuti ucapan dan tindakannya. Kesetiaan dan ketaatan pada seorang guru atau kiai merupakan norma yang sangat dijunjung dalam dunia pesantren. (hh) NU Online


Perlu Dibaca Juga :


0 komentar:

Posting Komentar